Sunday 21 June 2015

05.00 am

Selagi aku menyendokan nasi di piringku, perutku mendadak kenyang melihat menu semur daging untuk sahurku. Oh sama seperti kemarin rupanya. Menu yang dimasak oleh ibuku dari pukul 2 pagi yang kupikir tidak akan mudah bangun di sepertiga malam untuk memasaknya. Akankah kamu sama sepertiku? Melihat aku yang selalu seperti ini bahkan dari awal kamu mengenalku.

Entah karna bosan aku lebih memilih kelaparan dibanding memakan menu sahurku. Ibu mendelik, mengucap aku tidak bersyukur atas rejeki yang Tuhan berikan. Seperti angin lalu, aku membuka lemari lalu memasak mie instan untuk menyimpan energi selama berpuasa. Akankah kamu juga begitu? Memilih yang lain saat aku bersiap menunggu kamu memanggilku sayang.

Kadang, aku tak siap menghadapi badai yang mungkin datang di sela canda dan tawa kami. Menghitung hari demi hari, sudah seberapa banyak aku membuatmu bahagia dan tersenyum nyaman berada di dekatku. Meramu waktu demi waktu mencari segala cara untuk selalu menjadi bagian favoritmu. Betulkah itu aku?

Saat aku merasa ada yang berdiri lebih kuat untuk menantangku mungkin aku akan kalah. Kelemahanku adalah ketakutan. Seperti ia yang berjuang ingin menggantikan aku dari sisimu. Ia yang mejanjikan banyak hal baru untuk membuatmu bahagia. Mampu membuatmu puas dengan segala macam keindahannya. Mampu menghadirkan kenyamanan dengan kelembutan dan sorot matanya yang lebih menenangkan. Entah aku akan bagaimana menghadapi keegoisanku kalau tiba di saat itu.

Sayang, mencintaimu bukan hal yang mudah. Aku belajar berjuang mengalahkan egoku agar kita bisa bersama. Memilihmu bukanlah perkara kecil, untuk berjuang bersamamu aku perlu memantapkan segenap keputusanku. Tapi, jika kamu berpikir yang tidak sama, aku selalu menginginkan kamu bahagia dengan duniamu. Ringan dalam langkahmu, dan bersyukur di setiap keputusanmu. Tapi jika boleh kukatakan, aku memilihmu. Perjuangan kita untuk itu, kan?

No comments:

Post a Comment

© Asri Nuranisa Dewi
Blogger Template Designed by pipdig